PENDAHULUAN
FURNITURE
KAYU
RINGKASAN EKSEKUTIF
Furniture
adalah istilah yang digunakan untuk perabot rumah tangga yang berfungsisebagai
tempat penyimpan barang, tempat duduk, tempat tidur, tempat mengerjakan sesuatu
dalam bentuk meja atau tempat menaruh barang di permukaannya. Misalnya
furniture sebagai tempat penyimpan biasanya dilengkapi dengan pintu, laci dan
rak, contoh lemari pakaian, lemari buku dll. Furniture dapat terbuat dari kayu,
bambu, logam, plastik dan lain sebagainya. Furniture sebagai produk artistik
biasanya terbuat dari kayu pilihan dengan warna dan tekstur indah yang dikerjakan
dengan penyelesaian akhir yang halus. Sejauh ini industri furniture/mebel
Indonesia khususnya Jepara masih memiliki pamor bagus dalam perdagangan
dunia.Furniture Indonesia banyak diminati oleh para pembeli internasional.
Adapun
Laporan yang saya buat :
1.
Nama perusahaan
|
:
|
BALI JATI
FURNITURE
|
2.
Alamat
|
:
|
Jl.Raya Soekarno-Hatta
Km.5 RT/02 RW/08 (bok biru) Tahunan Jepara
|
3.
Jenis Usaha
|
:
|
Furniture Kayu
|
4.
Pemilik/Manager
|
:
|
H. Nur Santoso
|
Aku betugas sebagai store keeper
di BALI
JATI FURNITURE
Pada Perusahaan ini
usaha yang dilakukan adalah memproduksi
lemari, meja, kursi, tempat tidur dan meja rias sebagai produk utama. Beberapa
juga menghasilkan produk lain yaitu memproduksi perabot lain seperti meja pajangan, gantungan Jas, pigura
dilengkapi kaca dan lain-lain yang telah di order sesuai keinginan pembeli/buyer.
Di perusahaan ini memperkerjakan beberapa orang karyawan administrasi dan
sejumlah tenaga kerja produksi yang diupah secara harian atau borongan.
Kebanyakan karyawan perusaahaan ini adalah warga tahunan sekitar dan juga
wilayah jepara. Bpk.H.Nursanto(Manager)selaku pemilik dan pengelola perusahaan furniture ini menggunakan sebagian
rumahnya sebagi tempat kantor untuk ruangan staf administrasi. Adapun
brak/gudangnya berada di belakang rumah dengan luas yang cukup untuk perusahaan
produksi meubel . Kemudian juga untuk
showroomnya memfungsikan rumahnya sebagai tempat,karena letaknya yang strategis
berada di pinggir jalan raya. Rumah tinggal sekaligus sebagai tempat usaha
merupakan ciri kebanyakan pengusaha meubel di Jepara. sebagian untuk produksi
dan sebagian lagi untuk penjualan berupa showroom/outlet/toko. Toko ini juga
berfungsi sebagai gudang barang jadi sekaligus tempat transaksi jual beli.
Berikut
rinkasan dan Penjelasannya,
a)
Gudang
bahan baku
Gudang bahan baku berada di belakang rumah dan
tempatnya sangat strategis . Untuk gudang bahan baku ini sudah terlindung dari
hujan, tetapi juga tidak harus tertutup semua karena untuk menjemur kayu-kayu
yang masih basah, untuk mempercepat proses pengeringan kayu tidak hanya melalui
mesin oven kayu.
b)
Ruang
produksi
Ruang produksi ini terdiri dari ruang pengerjaan dan
ruang pewarnaan serta finishing. Ruang pengerjaan kayu sudah dipisahkan dengan
ruang pewarnaan dan finishing, karena debu dari serbuk gergaji dapat mengganggu
kualitas hasil kerja pewarnaan dan finishing. Pemisahan ruangan ini dilakukan
dengan penyekatan atau memberi jarak tertentu untuk menghindari debu.
c)
Tempat
penyimpanan hasil produksi
Tempat penyimpanan hasil produksi di Bali Jati ini
sudah disiapkan dengan baik dan berfungsi rangkap sebagai toko atau tempat
memajang produk yang dapat menarik calon konsumen tadi. Dan juga ketika muat
barang yang akan dikirim telah siap tinggal mengangkat ke container.
d)
Peralatan
Produksi
Peralatan yang digunakan oleh perusahaan ini
dikelompokkan ke dalam peralatan mekanis dengan bantuan tenaga listrik dan
peralatan manual, yaitu :
·
Peralatan mekanis dengan tenaga listrik
yang digunakan antara lain adalah mesin gergaji kayu,mesin bor kayu, mesin
serut, mesin ampelas, obeng listrik dan kompresor untuk pewarnaan dan finishing
politur.
·
Sedangkan
peralatan manual terdiri dari gergaji manual, palu atau pukul besi, tang, tatah
atau pahat, tatah ukir, pisau raut, mistar, meteran serta peralatan politur,
cat, dsb.
Penggunaan
peralatan dalam perusahaan Bali Jati furniture ini memerlukan
keterampilan serta keahlian pekerja produksi, baik dari segi pengoperasian alat
maupun kemampuan membuat bentukan kayu dengan tinggi secara manual. Sementara itu, tambahan
peralatan yang diperlukan adalah untuk pengeringan kayu dan finishing selama
musim hujan. Pengeringan kayu dapat dibantu dengan peralatan oven dengan bakar
arang atau sisa kayu dan serbuk gergaji. Sedangkan untuk pengeringan dalam pewarnaan
dapat menggunakan blower yang dilengkapi dengan dryer dengan pemanasan listrik.
e)
Bahan
Baku dan Bahan Pembantu :
Bahan baku yang
digunakan di Bali Jati furniture ini memakai kayu jati.Untuk membeli kayu jati
ini Bpk.Nur (manager) mengajak mandor tukang kayu untuk memilih kayu
gelondongan. Kayu kemudian dipotong-potong sesuai kebutuhan dalam bentuk papan,
balok dan kaso. Bahan ini selanjutnya, dibentuk dengan pola-pola sesuai
kebutuhan, menurut desain tiap jenis produk. Untuk memenuhi kebutuhan bahan
baku, biasanya Manager saya melakukan pembelian bahan baku setiap 30 hari atau
sebulan sekali, kecuali untuk memenuhi pesanan. Harga pembelian sudah termasuk
ongkos potong kayu dan pembayaran dilakukan secara tunai.
f)
Bahan
Pelengkap dan Pembantu
Bahan pelengkap dalam
perusahaanku ini adalah berbagai macam
jenis peralatan furniture kayu antara lain: kaca, cermin, kunci, engsel, tarikan
pintu, bahan jok, asesoris dan sebagainya. Sedangkan bahan pembantu yang
digunakan terdiri dari paku, sekrup, ampelas, dempul, bahan melamin, thiner,
spiritus, bahan politur seperti sirlak dan pewarna, lem serta cat. Bahan-bahan
tersebut selalu menjadi pelengkap dan mencarinya cukup mudah di Jepara.
Dijepara bahan-bahan tersebut sangat
banyak di pasar maupun toko-toko yang ada.
g)
Tenaga
Kerja
Tenaga kerja
yang terlibat dalam perusahaan Bali jati ini terdiri dari tenaga kerja langsung
dan tenaga kerja tidak langsung.
Antara lain :
·
Tenaga kerja langsung
a.
tukang
kayu : 12 orang
b.
tukang
politer/finishing : 3 orang
c.
serta
tukang amplas. : 15 orang
d.
Tukang
jok : 5 orang
Total :
35 orang
·
Tenaga kerja tidak langsung
a.
Manajemen
administrasi : 6
orang
b.
Penjualan/pemasaran :
1 orang
c.
Sopir : 1 orang
Total : 8 orang
Pada perusahaan
ini menerapkan 7–8 jam kerja per hari. Pada saat permintaan pesanan meningkat
Manager menambah tenaga kerja produksi. Dan juga penambahan jam kerja atau lembur
(over time).
h)
Teknologi
Teknologi
produksi dalam usaha furniture di Bali Jati kayu merupakan gabungan antara
teknologi sederhana dengan teknologi semi modern. Teknologi sederhana terlihat
dari penggunaan peralatan yang dikerjakan secara manual dengan tenaga manusia.
Teknologi semi modern tercermin dalam penggunaan peralatan yang digerakkan
dengan mesin listrik, meskipun masih dalam kendali pekerja bukan komputer. Pekerjaan
dalam industri ini mengandalkan gabungan antara keterampilan tangan pekerja baik
dalam menggunakan peralatan sederhana/manual maupun dalam mengoperasikan
peralatan semi modern. Dengan demikian tingkat keahlihan tenaga kerja menjadi
faktor yang kritikal untuk menghasilkan produk furniture yang berkualitas baik.
i)
Proses
produksi
Proses produksi pada usaha furniture Bali Jati kayu
ini menggunakan teknologi proses sederhana secara manual untuk pekerjaan kecil
dan rinci. Pada pekerjaan yang lebih berat sudah menggunakan teknologi proses
semi modern, yaitu dalam proses pemotongan, penyerutan dan penghalusan untuk
bidang-bidang yang lebih luas. Proses pembuatan furniture kayu merupakan
gabungan proses mekanik (pemotongan, pengeboran dan pemolaan kayu) dan
pengerjaan seni (pembentukan akhir sesuai contoh model). Furniture kayu yang
dihasilkan merupakan produk yang mempunyai kandungan seni menurut model dan
fungsi produk yang dikehendaki. Proses pembuatan dilakukan melalui beberapa
tahapan yaitu pemotongan kayu gelondongan menjadi bentuk kaso, papan dan balok
yang dilakukan di tempat penjual kayu. Selanjutnya bahan tersebut dilakukan
pemotongan sesuai dengan ukuran produk, pembentukan model-model produk dengan
mesin bubut, pengukiran bentukan produk jadi, pengampelasan, pewarnaan dan
finishing. Pewarnaan umumnya memanfaatkan warna alami kayu jati yang sangat
digemari oleh konsumen. Penguatan warna sesuai selera konsumen, biasanya
cenderung kepada warna terang, kuning sampai kecoklatan, atau warna agak gelap,
yaitu coklat sampai kehitaman. Tetapi beberapa konsumen juga ada yang
menginginkan warna lain seperti warna keemasan atau perak. Bahan pelarut warna
dan perekat warna dapat dipilih antara politur
dan melamine.
j)
Jenis
dan Mutu Produk
Jenis produk
yang diusahakan oleh industri Bali Jati furniture sangat beragam. Secara umum
produk yang dapat dihasilkan oleh usaha kecil furniture kayu meliputi kursi,
meja, lemari, bufet, lemari jam dan meja rias. Kursi, lemari dan meja merupakan
produk yang dihasilkan secara rutin dengan jumlah paling dominan. Pengendalian
mutu bahan dan produk yang akan dihasilkan dilakukan sejak penyiapan bahan baku
hingga pengiriman barang. Pengujian kualitas atau mutu dilakukan dengan alat
ukur dimensi serta secara visual dan indera perabaan untuk kehalusan pekerjaan.
Bagian-bagian yang mendapat pengawasan dan pengujian adalah ukuran, ketepatan
dimensi (mendatar dan vertical serta lekukan), kehalusan hasil serutan dan
pengampelasan, kehalusan dan kerataan warna pengecatan, finishing serta
ketepatan bentuk menurut contoh model. Kualitas produk juga ditentukan oleh
tingkat kualitas bahan baku kayu. Tingkat kualitas bahan kayu dapat
diidentifikasidari umur kayu, tingkat kekeringan kayu, keseragaman warna kayu,
kekerasan kayu serta jumlah cacat dalam tiap satuan luas permukaan kayu.
k)
Produksi
Optimum
Produksi optimum
di Bali jati yang dianalisis dalam pola pembiayaan ini adalah furniture kayu
dengan siklus bahan baku sebanyak 1 kali dalam sebulan dengan jumlah per siklus
sebanyak 2 m3 kayu jati. Bahan baku sebanyak itu dalam satu siklus usaha akan
dihasilkan produksi secara rata-rata 10 kursi tamu, 7 lemari pakaian, 10 kursi
makan, 5 kursi dipan, dan 7 meja rias. Jenis-jenis produk ini diambil sebagai
referensi karena jumlah permintaan akan jenis tersebut relatif tinggi.
Sedangkan komposisi jumlahnya mencerminkan komposisi rata-rata volume penjualan.
l)
Kendala
Produksi
Secara umum,
relatif kecil kendala produksi yang dihadapi oleh Bali Jati. Satu diantaranya
adalah cuaca. Pada saat musim penghujan, terutama antara bulan Desember sampai
dengan Februari saat curah hujan cukup tinggi, kelembaban udara menyebabkan kayu
yang akan dikerjakan agak lembab. Selain itu juga membuat proses pengeringan
pewarnaan dan finishing bertambah lama. Kendala lain adalah kecenderungan harga
kayu yang semakin tinggi sebagai akibat menipisnya persediaan hutan jati.
Daftar
susunan kegiatan produksi BALI JATI FURNITURE
Disain
Furniture
|
Bahan
pelengkap:
Kaca,
list, palstik, paku, sekrup,
lem,
politur, cat, dsb.
|
Bahan
baku:
Kayu
papan, balok, dan kaso
|
Pemotongan kayu
berdasarkan
ukuran dan
model
produk
|
Penghalusan Komponen
Produk
dengan Serut
dan
Gergaji
|
Perakitan
Komponen
|
Pengamplasan
dengan
Mesin
atau secara manual
|
Pewarnaan
dan Finishing
Produk
Furniture Jadi
Dan
Terakhir packing
|
Komponen dan Struktur Biaya
Komponen biaya investasi
dalam Perusahan Bali Jati Furniture adalah :
No
|
. Uraian
|
Total biaya
|
1
|
Tanah
dan Bangunan
|
Rp. 85.000.000,00
|
2
|
Mesin
dan Alat Produksi
|
Rp. 20.000.000,00
|
3
|
Inventaris
Kantor
|
Rp. 1.750.000,00
|
4
|
Alat
Tranportasi (pick up)
|
Rp. 70.000.000,00
|
|
Total
biaya
|
Rp.176.750.000,00
|
Bali
Jati Furniture memiliki Tanah dan bangunan yang
diperlukan dengan luas yang dinilai memadai terdiri dari tanah seluas 320 m2,
bangunan produksi membutuhkan luas sekitar 100 m2,bangunan toko/ruang pamer/showroom
satu unit seluas 50 m2. Selebihnya adalah tempat penyimpan bahan baku dan penjemurannya.
Selain tanah dan bangunan, Manager Bpk H.Nur santoso juga melakukan tindakan
dalam biaya perizinan pendirian usaha yaitu dimasukkan ke dalam komponen biaya investasi.
Meskipun perizinan sangat diperlukan untuk bias mengoperasikan usaha, namun
sebagian besar pengusaha di Jepara yang belum berbentuk PT tidak memiliki
perizinan secara lengkap. Dokumen perizinan yang biasa diperlukan adalah Izin
Usaha Industri, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Perusahaan
(TDP) dan SIKA.
Biaya
operasional Bali Jati Furniture :
Biaya variable
terdiri dari
1. biaya pekerja produksi,
2. biaya bahan baku,
3. biaya bahan pelengkap dan
4. biaya pengecatan/pewarnaan serta finishing.
Biaya
tetap terdiri dari
1. Biaya gaji karyawan
2. Biaya pemasaran
3. Biaya overhead
4. Biaya penjualan
5. Biaya transportasi
Kebutuhan biaya operasional perbulan
mencapai Rp 81.005.500,- atau Rp
972.066.000,- per tahun. Persentase terbesar dari biaya operasional per tahun
adalah biaya bahan-bahan produksi yang mencapai Rp 595.866.000 (61,30%) dan
tenaga kerja sebesar Rp 214.200.000 (22,04%). Tingginya biaya bahan-bahan
produksi dan tenaga kerja disebabkan oleh karakteristik furniture kayu yang
berbahan baku mahal dan memerlukan tingkat keterampilan pekerja yang tinggi.
Komposisi
biaya operasional ditampilkan pada Tabel Berikut :
No.
|
Jenis Biaya
|
1 Bulan(Rp)
|
2 Bulan(Rp)
|
1
|
Biaya
Tenaga Kerja Produksi
|
17,850,000
|
214,200,000
|
2
|
Biaya
Bahan Baku Produksi
|
49,655,500
|
595,866,000
|
3
|
Biaya
Bahan Baku Lainnya
|
2,000,000
|
24,000,000
|
4
|
Biaya
Pemasaran
|
2,500,000
|
30,000,000
|
5
|
Biaya
Overhead
|
8,900,000
|
106,800,000
|
6
|
Biaya
Administrasi & Umum
|
100,000
|
1,200,000
|
|
Jumlah Biaya
Operasional
|
81,005,500
|
972,066,000
|
Analisis
Kebutuhan investasi Menurutku lebih banyak
diperlukan pada tanah dan bangunan, sementara untuk investasi peralatan relatif
kecil. Peralatan yang cukup besar adalah alat transportasi produk untuk
keperluan pengiriman barang kepada konsumen dan pengangkutan bahan baku kayu. Seluruh
biaya pengangkutan produk kepada pembeli atau pemesan, baik yang berada di
negeri sendiri mapun yang di ekspor ditanggung
oleh pengusaha dengan memasukkan biaya pengiriman tersebut dalam harga jual
produk. Perusahaan Bali jati dalam memperhitungkan kebutuhan modal kerja dilakukan melalui
asumsi:
1. Siklus
produksi efektif rata-rata 1 bulan untuk menghasilkan sejumlah produk jadi.
2. Proses
perputaran barang menjadi uang kas rata-rata memerlukan waktu selama 15-30
hari.
3. Total
rata-rata perputaran bahan baku, produk dan penjualan menjadi uang kas
diperlukan waktu 2 bulan.
besarnya biaya
operasional per bulan mencapai Rp 81.005.500,- x 2 bln = Rp162.011.000,-
,dengan rincian satu kali untuk persedian bahan produksi dan satu kali untuk
biaya operasional. Berdasarkan keempat asumsi tersebut, kebutuhan modal kerja
adalah sebesar Rp 162.011.000,-
No.
|
Perincian
|
Jumlah
|
Satuan
|
1
|
Produksi
Optimum per siklus (per bulan):
-
Kursi Tamu
-
Lemari Pakaian
-
Kursi Makan
-
Kursi Dipan
-
Meja Rias
|
13
10
12
10
10
|
Set
Unit
Set
Unit
Unit
|
2
|
Harga Satuan Jual
- Kursi Tamu
- Lemari Pakaian
- Kursi Makan
- Dipan
- Meja Rias .
|
3,500,000
2,300,000
2,200,000
1,800,000
1,000,000
|
Rp./set
Rp/unit.
Rp./set
Rp./unit
Rp/unit
|
Mebel Jati Jepara
BalasHapusFurniture Jati Jepara
terimakasih gan telah berbagi infromasi yang bermanfaat melalui artikel ini...
BalasHapusSoftware Kasir Android Gratis