Sabtu, 07 Juli 2012

Tentang produksi Meubel


PENDAHULUAN

FURNITURE KAYU
RINGKASAN EKSEKUTIF
Furniture adalah istilah yang digunakan untuk perabot rumah tangga yang berfungsisebagai tempat penyimpan barang, tempat duduk, tempat tidur, tempat mengerjakan sesuatu dalam bentuk meja atau tempat menaruh barang di permukaannya. Misalnya furniture sebagai tempat penyimpan biasanya dilengkapi dengan pintu, laci dan rak, contoh lemari pakaian, lemari buku dll. Furniture dapat terbuat dari kayu, bambu, logam, plastik dan lain sebagainya. Furniture sebagai produk artistik biasanya terbuat dari kayu pilihan dengan warna dan tekstur indah yang dikerjakan dengan penyelesaian akhir yang halus. Sejauh ini industri furniture/mebel Indonesia khususnya Jepara masih memiliki pamor bagus dalam perdagangan dunia.Furniture Indonesia banyak diminati oleh para pembeli internasional.


Adapun Laporan yang saya buat :

1.      Nama perusahaan

:
BALI JATI FURNITURE

2.      Alamat

:
Jl.Raya Soekarno-Hatta
Km.5  RT/02 RW/08 (bok biru) Tahunan Jepara

3.      Jenis Usaha

:
Furniture  Kayu

4.      Pemilik/Manager
:
H. Nur  Santoso


Aku betugas sebagai store keeper di BALI JATI FURNITURE
Pada Perusahaan ini usaha yang dilakukan adalah  memproduksi lemari, meja, kursi, tempat tidur dan meja rias sebagai produk utama. Beberapa juga menghasilkan produk lain yaitu memproduksi perabot lain seperti  meja pajangan, gantungan Jas, pigura dilengkapi kaca dan lain-lain yang telah di order sesuai keinginan pembeli/buyer. Di perusahaan ini memperkerjakan beberapa orang karyawan administrasi dan sejumlah tenaga kerja produksi yang diupah secara harian atau borongan. Kebanyakan karyawan perusaahaan ini adalah warga tahunan sekitar dan juga wilayah jepara. Bpk.H.Nursanto(Manager)selaku pemilik dan pengelola  perusahaan furniture ini menggunakan sebagian rumahnya sebagi tempat kantor untuk ruangan staf administrasi. Adapun brak/gudangnya berada di belakang rumah dengan luas yang cukup untuk perusahaan produksi meubel . Kemudian  juga untuk showroomnya memfungsikan rumahnya sebagai tempat,karena letaknya yang strategis berada di pinggir jalan raya. Rumah tinggal sekaligus sebagai tempat usaha merupakan ciri kebanyakan pengusaha meubel di Jepara. sebagian untuk produksi dan sebagian lagi untuk penjualan berupa showroom/outlet/toko. Toko ini juga berfungsi sebagai gudang barang jadi sekaligus tempat transaksi jual beli.

Berikut rinkasan dan Penjelasannya,
a)      Gudang  bahan baku
Gudang bahan baku berada di belakang rumah dan tempatnya sangat strategis . Untuk gudang bahan baku ini sudah terlindung dari hujan, tetapi juga tidak harus tertutup semua karena untuk menjemur kayu-kayu yang masih basah, untuk mempercepat proses pengeringan kayu tidak hanya melalui mesin oven kayu.

b)     Ruang produksi
Ruang produksi ini terdiri dari ruang pengerjaan dan ruang pewarnaan serta finishing. Ruang pengerjaan kayu sudah dipisahkan dengan ruang pewarnaan dan finishing, karena debu dari serbuk gergaji dapat mengganggu kualitas hasil kerja pewarnaan dan finishing. Pemisahan ruangan ini dilakukan dengan penyekatan atau memberi jarak tertentu untuk menghindari debu.
c)      Tempat penyimpanan hasil produksi
Tempat penyimpanan hasil produksi di Bali Jati ini sudah disiapkan dengan baik dan berfungsi rangkap sebagai toko atau tempat memajang produk yang dapat menarik calon konsumen tadi. Dan juga ketika muat barang yang akan dikirim telah siap tinggal mengangkat ke container.
d)     Peralatan Produksi
Peralatan yang digunakan oleh perusahaan ini dikelompokkan ke dalam peralatan mekanis dengan bantuan tenaga listrik dan peralatan manual, yaitu :
·         Peralatan mekanis dengan tenaga listrik yang digunakan antara lain adalah mesin gergaji kayu,mesin bor kayu, mesin serut, mesin ampelas, obeng listrik dan kompresor untuk pewarnaan dan finishing politur.
·         Sedangkan peralatan manual terdiri dari gergaji manual, palu atau pukul besi, tang, tatah atau pahat, tatah ukir, pisau raut, mistar, meteran serta peralatan politur, cat, dsb.



Penggunaan peralatan dalam perusahaan Bali Jati furniture ini memerlukan keterampilan serta keahlian pekerja produksi, baik dari segi pengoperasian alat maupun kemampuan membuat bentukan kayu dengan  tinggi secara manual. Sementara itu, tambahan peralatan yang diperlukan adalah untuk pengeringan kayu dan finishing selama musim hujan. Pengeringan kayu dapat dibantu dengan peralatan oven dengan bakar arang atau sisa kayu dan serbuk gergaji. Sedangkan untuk pengeringan dalam pewarnaan dapat menggunakan blower yang dilengkapi  dengan dryer dengan pemanasan listrik.
e)      Bahan Baku dan Bahan Pembantu :
Bahan baku yang digunakan di Bali Jati furniture ini memakai kayu jati.Untuk membeli kayu jati ini Bpk.Nur (manager) mengajak mandor tukang kayu untuk memilih kayu gelondongan. Kayu kemudian dipotong-potong sesuai kebutuhan dalam bentuk papan, balok dan kaso. Bahan ini selanjutnya, dibentuk dengan pola-pola sesuai kebutuhan, menurut desain tiap jenis produk. Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku, biasanya Manager saya melakukan pembelian bahan baku setiap 30 hari atau sebulan sekali, kecuali untuk memenuhi pesanan. Harga pembelian sudah termasuk ongkos potong kayu dan pembayaran dilakukan secara tunai.

f)       Bahan Pelengkap dan Pembantu

Bahan pelengkap dalam perusahaanku ini adalah  berbagai macam jenis peralatan furniture kayu antara lain: kaca, cermin, kunci, engsel, tarikan pintu, bahan jok, asesoris dan sebagainya. Sedangkan bahan pembantu yang digunakan terdiri dari paku, sekrup, ampelas, dempul, bahan melamin, thiner, spiritus, bahan politur seperti sirlak dan pewarna, lem serta cat. Bahan-bahan tersebut selalu menjadi pelengkap dan mencarinya cukup mudah di Jepara. Dijepara  bahan-bahan tersebut sangat banyak di pasar maupun toko-toko yang ada.



g)      Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang terlibat dalam perusahaan Bali jati ini terdiri dari tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung.
Antara lain :

·         Tenaga kerja langsung
a.       tukang kayu                      : 12 orang                               
b.      tukang politer/finishing     :   3 orang
c.       serta tukang amplas.          : 15 orang
d.      Tukang jok                        :   5 orang

Total                           : 35 orang


·         Tenaga kerja tidak langsung
a.       Manajemen administrasi   :    6 orang
b.      Penjualan/pemasaran         :    1 orang
c.       Sopir                                  :    1 orang

Total                           :    8 orang

Pada perusahaan ini menerapkan 7–8 jam kerja per hari. Pada saat permintaan pesanan meningkat Manager menambah tenaga kerja produksi. Dan juga penambahan jam kerja atau lembur (over time).

h)     Teknologi
Teknologi produksi dalam usaha furniture di Bali Jati kayu merupakan gabungan antara teknologi sederhana dengan teknologi semi modern. Teknologi sederhana terlihat dari penggunaan peralatan yang dikerjakan secara manual dengan tenaga manusia. Teknologi semi modern tercermin dalam penggunaan peralatan yang digerakkan dengan mesin listrik, meskipun masih dalam kendali pekerja bukan komputer. Pekerjaan dalam industri ini mengandalkan gabungan antara keterampilan tangan pekerja baik dalam menggunakan peralatan sederhana/manual maupun dalam mengoperasikan peralatan semi modern. Dengan demikian tingkat keahlihan tenaga kerja menjadi faktor yang kritikal untuk menghasilkan produk furniture yang berkualitas baik.


i)        Proses produksi

Proses produksi pada usaha furniture Bali Jati kayu ini menggunakan teknologi proses sederhana secara manual untuk pekerjaan kecil dan rinci. Pada pekerjaan yang lebih berat sudah menggunakan teknologi proses semi modern, yaitu dalam proses pemotongan, penyerutan dan penghalusan untuk bidang-bidang yang lebih luas. Proses pembuatan furniture kayu merupakan gabungan proses mekanik (pemotongan, pengeboran dan pemolaan kayu) dan pengerjaan seni (pembentukan akhir sesuai contoh model). Furniture kayu yang dihasilkan merupakan produk yang mempunyai kandungan seni menurut model dan fungsi produk yang dikehendaki. Proses pembuatan dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu pemotongan kayu gelondongan menjadi bentuk kaso, papan dan balok yang dilakukan di tempat penjual kayu. Selanjutnya bahan tersebut dilakukan pemotongan sesuai dengan ukuran produk, pembentukan model-model produk dengan mesin bubut, pengukiran bentukan produk jadi, pengampelasan, pewarnaan dan finishing. Pewarnaan umumnya memanfaatkan warna alami kayu jati yang sangat digemari oleh konsumen. Penguatan warna sesuai selera konsumen, biasanya cenderung kepada warna terang, kuning sampai kecoklatan, atau warna agak gelap, yaitu coklat sampai kehitaman. Tetapi beberapa konsumen juga ada yang menginginkan warna lain seperti warna keemasan atau perak. Bahan pelarut warna dan perekat warna dapat dipilih antara  politur dan melamine.


j)       Jenis dan Mutu Produk

Jenis produk yang diusahakan oleh industri Bali Jati furniture sangat beragam. Secara umum produk yang dapat dihasilkan oleh usaha kecil furniture kayu meliputi kursi, meja, lemari, bufet, lemari jam dan meja rias. Kursi, lemari dan meja merupakan produk yang dihasilkan secara rutin dengan jumlah paling dominan. Pengendalian mutu bahan dan produk yang akan dihasilkan dilakukan sejak penyiapan bahan baku hingga pengiriman barang. Pengujian kualitas atau mutu dilakukan dengan alat ukur dimensi serta secara visual dan indera perabaan untuk kehalusan pekerjaan. Bagian-bagian yang mendapat pengawasan dan pengujian adalah ukuran, ketepatan dimensi (mendatar dan vertical serta lekukan), kehalusan hasil serutan dan pengampelasan, kehalusan dan kerataan warna pengecatan, finishing serta ketepatan bentuk menurut contoh model. Kualitas produk juga ditentukan oleh tingkat kualitas bahan baku kayu. Tingkat kualitas bahan kayu dapat diidentifikasidari umur kayu, tingkat kekeringan kayu, keseragaman warna kayu, kekerasan kayu serta jumlah cacat dalam tiap satuan luas permukaan kayu.


k)     Produksi Optimum

Produksi optimum di Bali jati yang dianalisis dalam pola pembiayaan ini adalah furniture kayu dengan siklus bahan baku sebanyak 1 kali dalam sebulan dengan jumlah per siklus sebanyak 2 m3 kayu jati. Bahan baku sebanyak itu dalam satu siklus usaha akan dihasilkan produksi secara rata-rata 10 kursi tamu, 7 lemari pakaian, 10 kursi makan, 5 kursi dipan, dan 7 meja rias. Jenis-jenis produk ini diambil sebagai referensi karena jumlah permintaan akan jenis tersebut relatif tinggi. Sedangkan komposisi jumlahnya mencerminkan komposisi rata-rata volume penjualan.

l)        Kendala Produksi
Secara umum, relatif kecil kendala produksi yang dihadapi oleh Bali Jati. Satu diantaranya adalah cuaca. Pada saat musim penghujan, terutama antara bulan Desember sampai dengan Februari saat curah hujan cukup tinggi, kelembaban udara menyebabkan kayu yang akan dikerjakan agak lembab. Selain itu juga membuat proses pengeringan pewarnaan dan finishing bertambah lama. Kendala lain adalah kecenderungan harga kayu yang semakin tinggi sebagai akibat menipisnya persediaan hutan jati.




















Daftar susunan kegiatan produksi BALI JATI FURNITURE


Disain Furniture

Bahan pelengkap:
Kaca, list, palstik, paku, sekrup,
lem, politur, cat, dsb.

Bahan baku:
Kayu papan, balok, dan kaso

Pemotongan kayu
berdasarkan ukuran dan
model produk
Penghalusan Komponen
Produk dengan Serut
dan Gergaji

Perakitan Komponen

Pengamplasan dengan
Mesin atau secara manual
Pewarnaan dan Finishing
Produk Furniture Jadi
Dan Terakhir packing

 








































Komponen dan Struktur Biaya

Komponen biaya investasi dalam Perusahan Bali Jati Furniture adalah :
           
No
. Uraian
Total biaya
1
Tanah dan Bangunan
Rp.  85.000.000,00
2
Mesin dan Alat Produksi
Rp.  20.000.000,00
3
Inventaris Kantor
Rp.    1.750.000,00
4
Alat Tranportasi (pick up)
Rp.  70.000.000,00

Total biaya
Rp.176.750.000,00

Bali Jati Furniture memiliki Tanah dan bangunan yang diperlukan dengan luas yang dinilai memadai terdiri dari tanah seluas 320 m2, bangunan produksi membutuhkan luas sekitar 100 m2,bangunan toko/ruang pamer/showroom satu unit seluas 50 m2. Selebihnya adalah tempat penyimpan bahan baku dan penjemurannya. Selain tanah dan bangunan, Manager Bpk H.Nur santoso juga melakukan tindakan dalam biaya perizinan pendirian usaha yaitu  dimasukkan ke dalam komponen biaya investasi. Meskipun perizinan sangat diperlukan untuk bias mengoperasikan usaha, namun sebagian besar pengusaha di Jepara yang belum berbentuk PT tidak memiliki perizinan secara lengkap. Dokumen perizinan yang biasa diperlukan adalah Izin Usaha Industri, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dan SIKA.










Biaya operasional Bali Jati Furniture :
Biaya variable terdiri dari
1.      biaya pekerja produksi,
2.      biaya bahan baku,
3.      biaya bahan pelengkap dan
4.      biaya pengecatan/pewarnaan serta finishing.
Biaya tetap   terdiri dari
1.      Biaya gaji karyawan
2.      Biaya pemasaran
3.      Biaya overhead
4.      Biaya penjualan
5.      Biaya transportasi
Kebutuhan biaya operasional perbulan mencapai   Rp 81.005.500,-    atau  Rp 972.066.000,- per tahun. Persentase terbesar dari biaya operasional per tahun adalah biaya bahan-bahan produksi yang mencapai Rp 595.866.000 (61,30%) dan tenaga kerja sebesar Rp 214.200.000 (22,04%). Tingginya biaya bahan-bahan produksi dan tenaga kerja disebabkan oleh karakteristik furniture kayu yang berbahan baku mahal dan memerlukan tingkat keterampilan pekerja yang tinggi.

Komposisi biaya operasional ditampilkan pada Tabel Berikut :
No.
Jenis Biaya
1 Bulan(Rp)
2 Bulan(Rp)
1
Biaya Tenaga Kerja Produksi
17,850,000
214,200,000
2
Biaya Bahan Baku Produksi
49,655,500
595,866,000
3
Biaya Bahan Baku Lainnya
  2,000,000
  24,000,000
4
Biaya Pemasaran
  2,500,000
  30,000,000
5
Biaya Overhead
  8,900,000
106,800,000
6
Biaya Administrasi & Umum
     100,000
    1,200,000

Jumlah Biaya Operasional
81,005,500
972,066,000
Analisis
Kebutuhan investasi Menurutku lebih banyak diperlukan pada tanah dan bangunan, sementara untuk investasi peralatan relatif kecil. Peralatan yang cukup besar adalah alat transportasi produk untuk keperluan pengiriman barang kepada konsumen dan pengangkutan bahan baku kayu. Seluruh biaya pengangkutan produk kepada pembeli atau pemesan, baik yang berada di negeri sendiri  mapun yang di ekspor ditanggung oleh pengusaha dengan memasukkan biaya pengiriman tersebut dalam harga jual produk. Perusahaan Bali jati dalam memperhitungkan  kebutuhan modal kerja dilakukan melalui asumsi:

1.      Siklus produksi efektif rata-rata 1 bulan untuk menghasilkan sejumlah produk jadi.
2.      Proses perputaran barang menjadi uang kas rata-rata memerlukan waktu selama 15-30 hari.
3.      Total rata-rata perputaran bahan baku, produk dan penjualan menjadi uang kas diperlukan waktu 2 bulan.

besarnya biaya operasional per bulan mencapai Rp 81.005.500,- x 2 bln = Rp162.011.000,- ,dengan rincian satu kali untuk persedian bahan produksi dan satu kali untuk biaya operasional. Berdasarkan keempat asumsi tersebut, kebutuhan modal kerja adalah sebesar Rp 162.011.000,-




No.
Perincian
Jumlah
Satuan
1
Produksi Optimum per siklus (per bulan):
- Kursi Tamu
- Lemari Pakaian
- Kursi Makan
- Kursi Dipan
- Meja Rias


13
10
12
10
10


Set
Unit
Set
Unit
Unit
2
Harga Satuan Jual
- Kursi Tamu
- Lemari Pakaian
- Kursi Makan
- Dipan
- Meja Rias  .

3,500,000
2,300,000
2,200,000
1,800,000
1,000,000

Rp./set
Rp/unit.
Rp./set
Rp./unit
Rp/unit

2 komentar: